Teleskop radio ALMA (gambar: sciencephoto.com)PARIS - Teleskop radio terbesar di dunia yang berada di Gurun Atacama, Utara Chile, sudah siap untuk masuki fase pertama operasionalnya.
Kompleks teleskop
radio Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA), yang sudah dibangun dalam kurun waktu satu dekade, telah memasang 16 antena dari total 66 antena yang akan mereka pasang. "Jumlah antena yang masih berjumlah 16 buah sudah cukup untuk memulai observasi sains pertamanya" ujar pihak European Southern Observatory (ESO).
16 antena yang masing-masing berukuran 12 meter tersebut dan memiliki berat 100 ton tersebut, merupakan kontribusi pertama pihak Eropa untuk proyek ALMA, sebagai bagian dari kolaborasi mereka dengan pihak Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Demikian seperti yang dikutip dari AFP, Minggu (31/7/2011).
Perangkat-perangkat tersebut dipasang di dataran tinggi Chanjnantor, dengan ketingggian 5 ribu meter di atas permukaan laut, yang mana akan bergabung dengan antena dari rekan internasional ALMA lainnya. European AEM Consortium, yang berada di bawah kontrak dengan ESO, merupakan pihak yang membuat antena-antena tersebut.
"Observasi Early Science ALMA rencananya akan dimulai tahun ini. Meski ALMA masih dalam tahap pembangunan, namun 16 antena sudah siap untuk mengalahkan teleskop lainnya yang sejenis," ujar pihak ESO dalam sebuah pernyataan.
Dikatakan pula oleh pihak ESO bahwa para ahli astronomi dari seluruh dunia sudah mengirimkan ribuan proposal untuk penelitian pertama ALMA.
Antena pertama dipasang pada bulan September 2009. Sementara konstruksi keseluruhan diharapkan akan selesai pada tahun 2013, yang mana akan menghasilakan teleskop yang sangat bertenaga untuk mempelajari planet, bintang, galaksi dan alam semesta.
Nantinya jika ALMA sudah beroperasi sepenuhnya, maka hasil pengamatan yang dilakukan bisa 10 kali lebih besar dari Teleskop Angkasa Hubble. Program ALMA sendiri memiliki budget sebesar USD600 juta.
(ATA)Sumber: Okezone
Kompleks teleskop
radio Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA), yang sudah dibangun dalam kurun waktu satu dekade, telah memasang 16 antena dari total 66 antena yang akan mereka pasang. "Jumlah antena yang masih berjumlah 16 buah sudah cukup untuk memulai observasi sains pertamanya" ujar pihak European Southern Observatory (ESO).
16 antena yang masing-masing berukuran 12 meter tersebut dan memiliki berat 100 ton tersebut, merupakan kontribusi pertama pihak Eropa untuk proyek ALMA, sebagai bagian dari kolaborasi mereka dengan pihak Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Demikian seperti yang dikutip dari AFP, Minggu (31/7/2011).
Perangkat-perangkat tersebut dipasang di dataran tinggi Chanjnantor, dengan ketingggian 5 ribu meter di atas permukaan laut, yang mana akan bergabung dengan antena dari rekan internasional ALMA lainnya. European AEM Consortium, yang berada di bawah kontrak dengan ESO, merupakan pihak yang membuat antena-antena tersebut.
"Observasi Early Science ALMA rencananya akan dimulai tahun ini. Meski ALMA masih dalam tahap pembangunan, namun 16 antena sudah siap untuk mengalahkan teleskop lainnya yang sejenis," ujar pihak ESO dalam sebuah pernyataan.
Dikatakan pula oleh pihak ESO bahwa para ahli astronomi dari seluruh dunia sudah mengirimkan ribuan proposal untuk penelitian pertama ALMA.
Antena pertama dipasang pada bulan September 2009. Sementara konstruksi keseluruhan diharapkan akan selesai pada tahun 2013, yang mana akan menghasilakan teleskop yang sangat bertenaga untuk mempelajari planet, bintang, galaksi dan alam semesta.
Nantinya jika ALMA sudah beroperasi sepenuhnya, maka hasil pengamatan yang dilakukan bisa 10 kali lebih besar dari Teleskop Angkasa Hubble. Program ALMA sendiri memiliki budget sebesar USD600 juta.
(ATA)Sumber: Okezone
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungannya..!!
Silahkan tinggalkan komentar Anda apabila ada yang perlu disampaikan,
dan kalo ada link yang rusak segara laporkan di kotak komentar ini..!!
"Komentarlah dengan kata-kata yang sopan"